Fredi : “Siapa
yang melihat dan mampu menjamin bahwa uang tilang yang diterima dilapangan
betul disetor ke kas Negara. Kalau memang benar, coba buka, berapa besar dana
tilang yang diterima satuan lalulintas dijalan diserahkan ke Kas Negara,
khususnya diera kepemimpinan AKP.Muhabbar selaku Kasat Lantas.”
Palopo, Sidakpost-
Operasi penertiban pengendara dan
kendaraan bermotor di kota palopo dinilai tebang pilih.
Pasalnya, dari beberapa kali operasi
yang dilakukan, masih juga banyak ditemukan “Pembebasan
bersyarat” yang dilakukan oleh oknum anggota satlantas, dengan berbagai
alasan.
Kondisi tersebut tentunya sangat
bertolak belakang dengan pernyataan dan prilaku AKP.Muhabbar, selaku kasat
Lantas saat ditemui diruang kerjanya seusai menggelar operasi di Pertigaan
Jalan Jenderal Sudirman Kota Palopo.
Tak ayal, akibat banyaknya
“pembebasan bersyarat” yang dilakukan oknum anggota satlantas tersebut,
akhirnya membuat Kasat Lantas Palopo harus membuat beberapa kali pernyataan berbeda-beda
yang seolah-olah disesuaikan dengan prilaku anggotanya saat menggelar operasi.
Sebagai contoh, pada saat opersi
pertama dilakukan, AKP.Muhabbar mengeluarkan pernyataan bahwa semua kendaraan
yang terjaring Razia, akan disita, dan dibawah ke Mapolres palopo. Dan
kendaraan yang telah disita tersebut hanya dapat dikeluarkan setelah melalui
proses persidangan.
Anehnya, keesokan harinya saat
menggelar operasi serupa di perempatan Jl.Dr.Ratulangi Kota Palopo, dimana saat
itu ditemukan sejumlah kendaraan yang tidak dilengkapi surat dan kelengkapan
sesuai peraturan perundang-undangan, dilepaskan oleh oknum anggota satlantas,
dengan alasan kendaraannya ditukar dengan STNK.
Melihat kondisi tersebut, salah satu
aktivist LSM yang juga sedang berada dilokasi Razia untuk memantau jalannya
operasi tersebut, kemudian menghampiri Kasat Lantas, kemudian mempertanyakan
alasan dilepaskannya sejumlah kendaraan yang tidak dilengkapi surat-surat dan
kelengkapan kendaraan.
Entah karena bingung atau hanya
sekedar ingin menutupi dan membenarkan prilaku anggotanya, sang kasat pun
kembali mengeluarkan pernyataan bahwa kendaraan tersebut di bebaskan karena
ditukar dengan STNK.
Pembebasan kendaraan yang tidak
dilengkapi surat-surat dan kelengkapan kendaraan bermotor pun ternyata
ditemukan dibeberapa tempat operasi lainnya.
Yang lebih mengagetkan lagi,
pernyataan Sang Kasat dilokasi razia tempat dilepaskannya beberapa kendaraan
bermotor, dengan mengatakan “Aggota kami
juga Manusia Biasa,” tutur satlantas dalam salah satu rekaman yang dikirim
kepada Wartawan media ini.
Dari beberapa rekaman dan foto hasil
dokumentasi yang diterima media ini, sangat jelas perubahan pernyataan dari
sang Kasat.
Dari yang tadinya berkeras akan
menyita dan menahan semua kendaraan bermotor yang terjaring razia dan lengkap
sesuai peraturan perundang-undangan, kemudian berubah dan melemah menjadi
penyitaan STNK.
Dalam rekaman lainnya, Sang Kasat
pun membenarkan dan melegalkan adanya pembayaran sejumlah uang dilakasi razia,
dengan alasan Tilang ditempat.
Dalam pernyataannya, Kasat Lantas
mengatakan bahwa pembayaran uang tilang dilokasi Razia, dibenarkan, dengan
alasan uang tilang yang mereka terima tersebut nantinya akan kembali diserahkan
kepada Negara.
Menanggapi sikap dan pernyataan
Kasat Lantas Palopo yang baru beberapa bulan menjabat sebagai Kasat Lantas di
Mapolres Palopo ini, Fredi, Aktivist LPPM Indonesia bidang Investigasi Hukum
dan Hak Azasi Manusia, justru mempertanyakan keseriusan pihak Kepolisian,
khususnya AKP.Muhabbar, selaku Kasat Lantas, dalam menciptakan tertib Lalu
Lintas dikota Palopo. Fredi bahkan menilai upaya yang dilakukan Satlantas
Mapolres Palopo saat ini, diantaranya melakukan Operasi penertiban dengan
menggandeng beberapa media tertentu, hanya sebatas pencitraan semata.
Fredi bahkan dengan tegas mengatakan
gencarnya Operasi yang dilakukan, anggota satlantas saat ini, justru membuka
ruang Korupsi baru bagi oknum tertentu.
“Siapa
yang melihat dan mampu menjamin bahwa uang tilang yang diterima dilapangan
betul disetor ke kas Negara. Kalau memang benar, coba buka, berapa besar dana
tilang yang diterima satuan lalulintas dijalan diserahkan ke Kas Negara,
khususnya diera kepemimpinan AKP.Muhabbar selaku Kasat Lantas.” Tegas Fredi dengan nada menantang.
Menurutnya, dari sekian banyak
Operasi yang digelar anggota satlantas Palopo, banyak diantaranya yang
terindikasi hanya memanfaatkan keadaan dan seragam yang dikenakan.
Lebih jauh Fredi yang juga merupakan
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andi Djemma Palopo, mengaku beberapa kali
menemukan langsung beberapa oknum anggota Satlantas Mapolres Palopo menggelar
Operasi yang dinilainya sebagai Operasi Liar, karena tidak dilengkapi dengan
berbagai tanda sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ditambahkannya, selain sejumlah
hasil temuannya, Fredi mengklaim bahwa lembaganya hamper setiap saat menerima
informasi dan keluhan dari masyarakat yang mengaku diperas oleh Oknum anggota
satlantas dengan ancaman akan menyita kendaraan jika tidak memberikan sejumlah
uang.
“Inikan
sudah pelanggaran hukum. Mereka (Satlantas,red) adalah penegak hukum. Jangan
memanfaatkan hukum, seragam dan jabatan itu untuk menakut-nakuti, apalagi
memeras masyarakat.” Tutur Fredi dengan nada geram.
Yang lebih mengherankan lagi, lanjut
fredi, tidak adanya respon kasat lantas selaku penanggungjawab di Satuan
Lalulintas di Mapolres Palopo terhadap laporan masyarakat yang masuk, jika
ditemukan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan Oknum anggotanya dilapangan.
Dicontohkannya, beberapa waktu lalu,
dimana saat itu Tim Investigasi LPPM Indonesia menemukan adanya Oknum anggota
Satlantas Palopo yang tengah menjemput dan mengawal truk kayu dari perbatasan
Kota Palopo, mereka lalu melaporkannya kepada kasat lantas. Namun hingga
lepasnya Truk kayu tersebut dari wilayah kota palopo, sang kasat pun tak
kunjung datang.
Dihari berikutnya, dimana kembali
ditemukan oknum anggota satlantas kembali mengawal truk yang bermuatan kayu,
kembali Tim Investigasi LPPM Indonesia memberitahukan informasi tersebut kepada
Sang Kasat. Namun, lagi-lagi Tim Investigasi LPPM Indonesia yang sedang
membuntuti pengawalan truk kayu tersebut harus menerima kekecewaan. Hingga
penghujung batas kota Palopo, Sang Kasat tak menampakkan batang hidungnya.
Dari serangkaian kejadian tersebut,
Fredi mensinyalir, prilaku oknum anggota satlantas palopo yang kerap kali
meminta sejumlah uang saat menggelar operasi yang diduga liar, hingga mengawal
dan meloloskan truk-truk kayu dan BBM bersubsidi, yang secara kebetulan
melintas di kota palopo, pun telah diketahui, dan bahkan patut diduga kuat atas
izin dari sang kasat. (Rizal/Sl).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar